Thursday, August 21, 2008

last pikhet

biasanya gw males nulis blog saat piket malem. apa enaknya sih ngeblog di kantor saat segala suara beradu padu. mulai dari elshinta, dua televisi yang satu bola yang satu gak jelas, dan suara HT. wrrrwrwrrwhhh.... tapi sebagai malam terakhir, mari kita buat sejarah. hohohoho. sejarahnya adalah... jreng jreng... biasa saja. seperti piket malam sebelum-sebelumnya. kali ini berduet lagi sama didi. beritanya lumayan rame. imel juga bertumpuk dari sore. ditambah gempa goyang yogya.

senengnya, malem ini bukan hanya rame berita, tapi juga rame temen. selain bos-bos ngebuzz (hohoho), awak detiksport (4 orang!), bergosip YM bersama iqbal dan bowo, lalu juki, lalu juga ada ewin yang nyala terus (ewin apa philips), dan seseorang yang siap dibangunin kalo butuh ditemenin ngobrol (he said: anytime. just wake me up... -tapi dasar emang lagi tepar, ya tetep aja ga bangun, hahaha).

ooo... what a wonderful nite...hehehe..

maklum, ini malem terakhir piket malem. gimana ya? agak sedih juga rasanya... meski piket malem berarti nranslet, nranslet dan nranslet, ditambah besoknya badan encok pegel linu karena jam biologis jadi berantakan. tapi seperti gagah bilang, piket malem itu bukannya gak istimewa. contohnya, kita bisa bikin berita apa aja yang kita pengen dan bisa... ngapain aja! mau jungkir balik mau tidur mau ngapain. hehehe. perkecualian ya, kalo ada gempa goncang jakarta lagi yang naudzubillah min dzalik jangan sampe dah.

jadi reporter malem malah lebih seru lagi. selain masa tidurnya lebih lama daripada penulis, keluyurannya itu lhoo. asik bgt kan jalan-jalan malem dengan tujuan yang jelas, meski endingnya suka gak jelas (fika, jagain KPK sampe pagi ya, atau... fika (di selatan) tolong geser ke utara ya. misalnya). tapi kan teteup membahagiakan daripada yang ngadep komputer dan telepon di kantor, hihihihi (dan akhirnya gw kena batunya juga deh). bagaimanapun, piket malem yang berarti kerja 16 jam ini juga ada serunya. duh, gak siap rasanya kehilang sekarang. gw pasti akan merindukan momen-momen kayak gini. pasti.

hiks...

Friday, July 4, 2008

aku belum pernah melihat duo pengamen sesemangat mereka. yang satu bernyanyi dan menabuh gendang. yang satu lagi memetik gitar mungil tiga dawai yang sekaligus dicenteli harmonika. di atas metromini tanah abang-pasar minggu lewat pukul sepuluh malam.

si penabuh gendang bernyanyi, si pemetik gitar juga. keduanya saling mengisi dalam ritme yang cukup cepat. yang satu bersuara semacam suara satu, yang kedua juga semacam suara kedua. seperti paduan suara sederhana untuk sekitar 12 orang penumpang yang menyusuri jejak letihnya ibukota.

dua pengamen itu kompak berkaus hitam (juga berkulit hitam). si pemetik gitar paling kelihatan semangat karena menyanyi sampai ndangak-ndangak merem merem. dia serius sekali menyanyi seolah pemenang indonesian idol. tapi suaranya memang pas. kalau dipoles pasti dia bisa jadi penyanyi beneran. komposisi musiknya juga pas. dia tahu kapan memasukkan suara harmonika, kapan waktu membarengi rekannya bernyanyi.

usianya mungkin belum lagi 16 tahun, tapi dengan fasih mendendangkan lagu 90-an. mulai dari farid hardja 'ooo uwoo aku rindu, katakan padanya aku rindu', lalu bersambung medley dengan dedy dhukun dan berbagai lagu daerah yang macam-macam sekali. saat badan rasa lungkrah begini, nikmat sekali mendengarnya...

seandainya semua pengamen juga bisa dan mau seperti mereka...

**gatsu 2 juli, pulang nonton kungpan (keduakali) sama jawa

ps.
dari 12 penumpang, 8 di antaranya memasukkan lembaran seribu rupiah ke dalam kantung plastik yang mereka sodorkan.

Tuesday, June 3, 2008

taruhlah kita mengganti kata ‘agama’ dengan kata ‘istri’ atau ‘suami’


suatu hari, ada orang mengklaim istri kita sebagai istrinya juga. ada pula orang lain yang menculik istri kita, diperlakukan sekehendak hatinya. padahal sudah terang statusnya adalah istri kita.

.

bagi sebagian orang, suami yang membunuh pemerkosa istrinya,
adalah terhormat.


there’s no wrong or right, but i’m sure there’s good and bad

(pearl jam-thumbing my way)

Wednesday, May 21, 2008

perayaan itu demikian megahnya. angka, yang katanya punya peran dalam semesta ini, ikut jadi pemulas. faktanya, ikrar sang presiden malam itu tak sepenuhnya menarik meski sempat menyampuli satu dua media. publik tengah tercuri hatinya dengan kematian gubernur masa lalu. angka, dalam kemegahan perayaan bersama presiden itu memang hanya diramu menjadi suguhan. peringatan ke-100, penggembira yang 30 ribu, dan lain-lain.


sayang disayang, nominal yang spektakuler itu menjadi tidak banyak berarti. pikir saya, angka penunjang slogan mereka tak selalu laris manis seperti gaya bahasa pebisnis hiburan. ‘hidup adalah perbuatan’ atau ‘indonesia bisa’ memiliki cita rasa sama menjelang 2009. bukan rasa tebu asli, mungkin sakarin.

malam itu di bawah bulan sebesar melon di belahan langit barat, taksi berwarna putih membawa saya melayat sang purnawirawan yang belum datang. pengemudi taksi punya nomor lambung 016. meski demikian, pembicaraan tentang angka identitas taksi yang saya tanyakan padanya menjadi kalah seru.

“kalau yang sekarang ini istrinya masih kinclong, tetapi bagusnya dia itu janda terhormat, jadi nanti kawin lagi juga nggak masalah. nggak seperti itje trisnawati, laki sudah keriput sakit-sakitan ditinggal, cari laki yang baru, eh malah ditinggal mati lagi. kualat.”

“lain sama istrinya ali sadikin yang kedua ini kan masih muda, cantik. dulu baru lulus sma dikawin sama ali sadikin.”

saya jadi antusias; bapak teman istrinya almarhum?

“saya ya baca di koran, mbak.”


*eh, soal nomor lambung tadi bagaimana ya??

Monday, May 12, 2008

keren-kerennya nama anak zaman sekarang


teman-teman semasa smp saya di trawas hampir semuanya sudah punya junior.


baby mereka lucu lucu banget deh.
tapi saya agak repot mengingat nama-namanya. hehehe...

anaknya wati diberi nama: vanessa aryn wiratama
anaknya pipin diberi nama: refan martyovaldi pramudya
anaknya tias diberi nama: indira feiruza andromeda

ps. foto di atas itu anaknya wati.

Friday, May 9, 2008

sua di simpang jalan^))



kamu di ruas yang mana

saya di ruas ini

saya kamu dua tapi satu ya ternyata

sst, cukup kita yang tahu^))


Wednesday, May 7, 2008

dia memang berpoligami...



dia memang berpoligami. dan diantara didih suhu melepuhkan partainya yang menunggu keputusan depkum ham, ‘perempuan kedua’ menjadi amunisi jitu musuh politiknya. pula menjadi santapan lezat infotainmen politik, tempat saya bekerja.

“saya memang menikah siri waktu itu, namun saya sudah menceraikannya. hingga sekarang saya tetap menafkahi dia. tapi dia sudah terlanjur dimanfaatkan orang-orangnya XXXXXXXX,” kata lelaki itu, yang dengan permintaannya, tidak dikutip dalam berita.

XXXXXXXX sebenarnya lebih keterlaluan, imbuh lelaki itu tentang lawan politiknya. “kalau saya mau, saya bisa beberkan semuanya. tetapi ini tidak akan menyelesaikan apa-apa,” begitu ceritanya seperti dikutip rekan saya yang menemuinya di sebuah kedai kopi di kawasan tebet, kedai mahal itu milik salah satu pengemplang blbi, sjamsul nursalim.

apapun ujarnya, saya adalah perempuan pada umumnya, dan seperti biasa melontarkan cacian tanpa pikir panjang sebagai kesan pertama. maklumlah, penganut monogami mutlak. namun selanjutnya, saya akan berpikir, berusaha tanpa mencaci.

sedikit banyak, hidup di awang-awang media membuat kita tak bisa menutup mata. kadangkala berkaca. kadang menutup pori-pori harapan masa mendatang. sedikit banyak, semuanya menjadi abstrak.

apa boleh buat. saya teringat bakal teman hidup saya.

“say, nanti kalo dah jadi orang besar jangan poligami seperti XXX ya, kasian anak anak...”

“hehe, nggak lah say. jauh amat mikirnya. kasian anak2 apa kasian kamu^_^”

“ya kasian aku juga. hehe...”